Kisah Nabi Musa

Kisah Nabi Musa a.s, Fir`aun dan Penyihir


Rakyat Bani Israil bertahun-tahun berada dalam perbudakan yang menyiksa di bawah kepemimpinan Fir`aun. Mereka dipaksa bekerja keras demi kepentingan Fir`aun semata. Tidak hanya itu, bahkan rakyat diharuskan untuk menyembah Fir`aun dan mengakuinya sebagai Tuhan.

Allah swt kemudian mengutus Nabi Musa a.s untuk menghapus tirani tersebut dan membimbing Bani Israil ke jalan keimanan. Dalam menyampaikan dakwah Nabi Musa a.s dibantu oleh Nabi Harun a.s. Allah swt memberi perintah kepada mereka berdua melalui firmannya,


“Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya Dia telah melampaui batas; Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut”(QS Thaha:43-44)

Kisah+Nabi+Musa+a.s,+Fir%60aun+dan+Penyihir
Ketika Musa berhadapan dengan Fir`aun ia menjelaskan tentang Allah, rahmat-Nya, serta kewajiban untuk taat kepada-Nya. Musa mengatakan bahwa Mesir bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan surga yang akan diperoleh di akhirat kelak jika mengabdi kepada Allah swt.

Namun, Fir`aun merasa jemuh dengan perkataan Musa yang telah menjadi anak angkatnya tersebut, pada Musa Fir`aun berkata, “Sebenarnya apa yang kau inginkan? Katakana apa yang kau inginkan dan tidak usah berbelit-belit!”


Nabi Musa a.s tahu bahwa Fir`aun tidak akan mau menuhankan Allah swt. Oleh karena itu, keinginan utamanya hanyalah menyelamatkan Bani Israil dari kezaliman Fir`aun. Nabi Musa berkata kepada Fir`aun, “Serahkan Bani Israil kapadaku!”


Fir`aun tersenyum mengejek mendengar permintaan Musa a.s yang sangat mustahil. Meminta Bani Israil artinya menundukkan Fir`aun yang memiliki ribuan bala tentara. Sedangkan Musa hanya memiliki Harun yang selalu mendukungnya. Jika Fir`aun mau mereka berdua akan ia bunuh dengan mudah.


“Atas dasar apa aku harus menyerahkan mereka kepadamu, sementara mereka adalah hambaku?” Tanya Fir`aun.


“Mereka bukanlah hambamu! Mereka adalah hamba Allah, Tuhan semesta alam” tegas Musa a.s


“Bukankah engkau bernama Musa?” Tanya Fir`aun dengan maksud mengingatkan Musa akan kedudukannya.


“Benar!” tandas Musa


Fir`aun kembali berkata, “Bukankah engkau adalah Musa yang pernah kami temukan di sungai Nil saat masih bayi dan tidak memiliki kekuatan? Bukankah engkau adalah Musa yang kami rawat di istana ini, makan makanan kami, minum air kami, dan kami cukupi dengan kebaikan-kebaikan. Bukankah engkau adalah Musa yang kemudian menjadi seorang pembunuh, lalu melarikan diri dari negeri ini? Jika aku tidak salah ingat, bukankah engkau Musa yang pernah membunuh seorang penduduk Mesir? Bukankah orang-orang mengatakan membunuh adalah tindakan kufur? Jika demikian, kamu adalah orang kafir yang telah membunuh salah satu penduduk Mesir. Jika demikian, kamu adalah Musa yang menghindar dari Hukum Mesir, menghindar dari keadilan, kemudian datang kepadaku lalu menceramahi aku. Apa yang kau katakana tadi Musa? Sungguh aku tidak ingat lagi.”


Kalimat penuh ejekan Fir`aun memojokkan Musa a.s. namun, Musa membela diri dengan mengatakan bahwa pembunuhan itu ia lakukan tanpa sengaja karena hendak membela orang lemah yang disiksa prajurit Fir`aun. Dan ia melarikan diri untuk menghindari orang-orang yang hendak balas dendam kepadanya, bukan karena takut akan hukum yang berlaku.


Sedangkan mengenai kebaikan Fir`aun saat Musa kecil, Musa a.s berkata, “Apakah engkau mengira bahwa dengan nikmat yang telah engkau berikan tersebut telah berbuat baik kepadaku, sementara aku hanyalah satu di antara sekian banyak Bani Israil? Apakah engkau mengira bahwa semua itu sudah sebanding jika dibandingkan dengan tindakanmu yang telah menindas seluru Bani Israil dan memperbudak mereka demi kepentingan pribadimu? Jika keduanya memang sebanding, berarti kita sudah impas, tidak ada yang berutang dan tidak ada yang berpiutang. Jika keduanya tidak sebanding, manakah yang lebih besar? Kebaikanmu atau kezalimanmu? Sesungguhnya aku berdakwah kepada Allah, bukan sebagai utusan Bani Israil juga bukan utusan diri sendiri, melainkan utusan Allah swt. Aku adalah utusan Tuhan semesta alam!”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 hewan terganas

Mental Health

10 Rumah Termahal di Dunia