Mental Health

Kita sebagai manusia menginginkan kondisi yang sehat. Namun, apa definisi sehat yang sebenarnya? Sehat menurut WHO yaitu suatu keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial merupakan satu kesatuan. Jadi sehat bukan hanya terhindar dari penyakit dan kecacatan, melainkan juga sosial, ekonomi, pikiran, serta spiritual.

Mental health atau kesehatan mental sangat penting. menurut hallosehat.com kesehatan mental juga berdampak pada kesehatan fisik. Contohnya, ketika orang sedang patah hati kita akan merasakan sedih. Ketika sedih, aktivitas otak pada bagian tengah yang disebut anterior cingulate cortex (ACC) akan meningkat. Salah satu jenis reseptor yang ada di ACC yaitu reseptor opioid.

Saat senang, terjadi peningkatan aktivitas kerja di reseptor opioid. Sedangkan saat sedih, terjadi penurunan aktivitas kerja di reseptor opioid. Rasa sakit yang diterima oleh reseptor opioid akan diproses oleh sistem saraf sehingga memunculkan rasa tidak nyaman dan nyeri pada tubuh secara fisik.

Sakit secara mental tidak hanya berupa patah hati, tetapi juga kecemasan yang berlebihan, perubahan suasana hati yang tidak teratur, dan lain-lain. Hal yang umum terjadi kepada kita sebagai mahasiswa yaitu stres yang berlebihan, tidak bisa tidur (insomnia), dan kecemasan yang berlebihan.

Penyebab stres yang berlebihan yaitu tugas yang sangat banyak sehingga waktu untuk refreshing berkurang atau bahkan tidak ada. Selain itu, perundungan juga sangat berdampak pada tingkat stres. Hal itu dikarenakan orang yang dirundung akan merasa direndahkan dan merasa tidak dihargai. Perasaan tersebut mengakibatkan turunnya rasa percaya diri dan dapat menimbulkan rasa trauma. Orang yang dirundung juga akan merasa sakit hati, sehingga akan berdampak pada kehidupan sehari-harinya seperti turunnya performa berpikir dan interaksi sosialnya.

Banyaknya tugas yang berlebihan juga dapat memicu insomnia jika dikerjakan pada malam hari hingga dini hari. Insomnia dapat berdampak buruk pada kehidupan sehari-hari. Contohnya yaitu, sulit berkonsentrasi, mudah marah, dan meningkatnya rasa cemas. Tentu saja hal ini sangat tidak diinginkan karena ketiga hal tersebut akan berdampak buruk pada kehidupan sosisal para penderita.

Salah satu penyebab kecemasan yang berlebihan yaitu trauma yang dipicu dari pengalaman buruk seperti kekerasan dalam rumah tangga dan perundungan. Menurut doktersehat.com penyebab pasti dari kecemasan yang berlebihan masih belum diketahui. Para peneliti menduga gangguan ini disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor, termasuk perubahan zat kimia dalam otak dan stres. Penelitian lain menunjukkan bahwa gangguan kecemasan ini dapat terjadi di satu keluarga, yang berarti hal ini dapat diwariskan dari orang tua. Kita harus meminimalisir hal ini. Jika tidak diminimalisir kita akan sulit berkonsentrasi karena kita akan selalu memikirkan kecemasan tersebut. Hal ini sangat mengganggu karena penderita akan merasa seperti diteror oleh kecemasan dan akan stres karenanya.

Kita harus menjaga kesehatan mental kita. Untuk meminimalisir terjadinya masalah mental yang saya sebutkan sebelumnya, kita harus memiliki kemampuan manajemen waktu. Dengan memiliki kemampuan manajemen waktu, kita dapat mengatur jadwal kapan kita harus mengerjakan tugas dan kapan kita mendapatkan waktu refreshing. Kemampuan mengatur waktu tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga kehidupan sosial, contohnya yaitu kita akan menjadi orang yang disiplin, tepat waktu, dan tentunya orang-orang dapat lebih percaya kepada kita karena kita akan melakukan tugas tepat waktu atau bahkan sebelum waktunya.

Hal lain yang dapat membantu menjaga kesehatan mental yaitu self love atau mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri juga dapat membantu kita merasa bahagia. Ketika kita sudah mencintai diri sendiri, kita akan tahu hal apa yang kita butuhkan dan apa yang wajib kita lakukan, dan tentunya kita akan tahu hal apa yang harus dihindari agar tidak merasa menyesal. Mencintai diri sendiri juga dapat meminimalisir dampak dari patah hati atau ditolak gebetan, karena orang yang mencintai diri sendiri akan sadar bahwa sebenarnya seseorang yang selalu berada di sisi kita hingga ajal menjemput yaitu diri kita sendiri. Oleh karena itu, cintailah diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Karena mencintai orang lain tanpa mencintai diri sendiri tidak menjamin kebahagiaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 hewan terganas

10 Rumah Termahal di Dunia